Selasa, 30 Oktober 2012

Paragraf

Paragraf
Paragraf adalah kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.

Syarat-syarat Paragraf
1. Kesatuan
Tiap alinea hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik.
2. Koherensi
Adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan bersama antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam sebuah alinea.
3. Perkembangan Paragraf
Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang ke arah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok.

Unsur-unsur Paragraf
1. Topik
2. Kalimat utama
3. Kalimat penjelas gagasan
4. Judul

Kegunaan Paragraf
Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumya.

Macam-macam Paragraf
1. Eksposisi : Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
2. Argumentasi : Membuktikan kebenaran suatu pendapat
3. Deskripsi : Gambaran mengenai suatu hal.
4. Persuasui : Mempengaruhi emosi pembaca.
5. Narasi : Rangkaian peristiwa yang susul-menyusul.

Sumber

http://raipeza24.blogspot.com/2011/10/pengertian-paragraf-alenia.html
http://binakubinamu.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-kegunaan-paragraf.html
http://vixionholick.wordpress.com/2011/11/22/syarat-syarat-paragraf-alinea/

Kalimat Efektif

Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Syarat-syarat Kalimat Efektif
1. Kesatuan gagasan
Memiliki subjek, predikat, serta unsur-unsur lain yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
2. Kesejajaran
Memiliki kesamaan imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
3. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu atau kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya aan mengaburkan maksud kalimat.
4. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya :
- Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting didepan kalimat
- Menggunakan partikel
- Menggunakan repetisi, yakni mengulang-ulang kata yang dianggap penting
- Menggunakan pertentangan
5. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsr-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis atau masuk akal.

Sumber

http://www.slideshare.net/BrilianUcupperrzPusannk/pengertian-kalimat-efektif
http://s3fti.wordpress.com/2011/12/10/pengertian-syarat-syarat-dan-contoh-kalimat-efektif/

Senin, 29 Oktober 2012

KALIMAT


PENGERTIAN KALIMAT

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki
subjek (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu
bukanlah kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai  frasa. Inilah yang
membedakan kalimat dengan frasa.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). 

Unsur-unsur kalimat


1. Subjek
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
¨       Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
¨       Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kataitu.
¨       Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
¨       Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
¨       Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti daridalamdike,kepadapada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
¨       Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.

2. Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian ini khusus membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih terperinci.
¨       Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
¨       Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
¨       Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
¨       Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telahsudahsedangbelum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti inginhendak, dan mau.
¨       Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
  1. Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
  2. Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
3  Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
¨       Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
¨       Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
¨       Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
¨       Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
  1. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
  2. Menempati posisi di belakang predikat.
  3. Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
¨       Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a)   Diah mengirimi saya buku baru.
b)   Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku barusepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan  tidak mendahului predikat.
¨       Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini.

5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti dikedaridalampadakepadaterhadaptentang,oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketikakarenameskipun,supayajika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
¨       Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
¨       Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
¨       Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.

1. Keterangan Waktu
    Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarinbesoksekarangkinilusasiang, danmalam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagihari Senin7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, sepertisetelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.

    2. Keterangan Tempat
      Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.

      3.Keterangan Cara
        Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir,  keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.

        4. Keterangan Sebab
          Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaranyang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena ataulantaran.

          5. Keterangan Tujuan
            Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.

            6. Keterangan Aposisi
              Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (–), atau tanda kurang.
              Perhatikan contoh berikut.
              ¨       Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.

              7. Keterangan Tambahan
                Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Seperti contoh berikut.
                ¨       Siswanto, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
                Keterangan tambahan (tercetak miring) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu kata Siswanto.

                8. Keterangan Pewatas
                  Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contohnya sebagai berikut.
                  ¨       Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
                  Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP  tiga lebih.

                  Pola kalimat

                  Kalimat Dasar Berpola S P
                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda,
                  kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
                  o  Mereka / sedang berenang.
                       S                    P (kata kerja)
                  o  Ayahnya / guru SMA.
                       S                 P (kata benda)
                  o  Gambar itu / bagus.
                        S                P (kata sifat)
                  o  Peserta penataran ini / empat puluh orang.
                               S                                  P (kata bilangan)
                  Kalimat Dasar Berpola S P O
                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
                  verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
                  Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
                        S                   P                             O
                  Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
                  berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
                  Anaknya / beternak / ayam.
                        S               P          Pel.
                  Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
                  berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
                  Dia / mengirimi / saya / surat.
                    S           P             O       Pel.
                  Kalimat Dasar Berpola S P K
                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat.
                  Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
                  Mereka / berasal / dari Surabaya.
                       S            P                   K
                  Kalimat Dasar Berpola S P O K
                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat
                  berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
                  Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
                      S              P                  O                   K
                  Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
                  predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
                  berpreposisi. Misalnya :
                  Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
                      S           P          Pel.              K
                  Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa
                  nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa
                  nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
                  Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
                    S           P              O         Pel.           K

                  Macam-macam Kalimat

                  Kalimat Tunggal
                  Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat
                  Kalimat Majemuk
                  Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
                  Kalimat Majemuk Setara
                  Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
                  Kalimat Majemuk Bertingkat
                  Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.

                  Sumber


                  Jumat, 19 Oktober 2012

                  Ragam Bahasa

                  Ragam Bahasa
                  Varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Variasinya berbentuk dialek, aksen, laras, gaya atau berbagai variasi sosiolinguistik lainnya.

                  Penyebab Adanya Ragam Bahasa
                  1. Perbedaan Wilayah
                  Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda. 
                  2. Perbedaan Demografi
                  Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda seperti di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung menggunakan bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara lebih besar. Berbeda dengan pemukiman padat penduduk.
                  3.Perbedaan Adat Istiadat
                  Setiap daerah mempunyai bahasa nenek moyang sendiri-sendiri dan berbeda-beda.

                  Cara Pengungkapan
                  1.Lisan
                  Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonem sebagai unsur dasar. Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
                  - Memerlukan kehadiran orang lain
                  - Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
                  - Terikat ruang dan waktu
                  - Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
                  Kelebihan ragam bahasa lisan adalah dapat menatap langsung ekspresi orang sebagai lawan bicara.
                  2. Tulisan
                  Ragam bahasa tulisan  adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ciri-ciri ragam bahasa tulisan :
                  - Tidak memerlukan keberadaan orang lain
                  - Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap
                  - Tidak terlihat ruang dan waktu
                  - Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan
                  Kekurangan ragam bahasa tulisan adalah terjadi kesalahan tanggapan antara pembaca dan penulis, kurang jelas penyampaian makna yang dimaksud.

                  Situasi Ragam Bahasa
                  1. Formal
                  Ciri-ciri ragam bahasa formal :
                  - Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten
                  - Menggunakan imbuhan secara lengkap
                  - Menggunakan kata ganti resmi
                  - Menggunakan kata baku
                  - Menggunakan EYD
                  - Menghindari unsur kedaerahan
                  2. Non Formal
                  Ragam bahasa non formal digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak formal/

                  Sumber
                  http://nurfatomi.wordpress.com/2011/10/15/ragam-bahasa-indonesia-2/
                  http://she2008.wordpress.com/2010/10/04/ragam-bahasa/
                  http://lytasapi.wordpress.com/2010/03/08/ragam-bahasa-dan-penggunaan-bahasa/

                  id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa


                  Jumat, 05 Oktober 2012

                  BAHASA

                  Pengertian Bahasa
                  Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
                  Bahasa sebagai alat komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu :
                  - Alat komunikasi bahasa
                     Bahasa yang digunakan oleh manusia adalah contohnya. Bahasa alami juga berdasarkan visual daripada rangsangan pendengaran, contohnya pada bahasa isyarat dan tulis.
                  - Alat komunikasi non bahasa
                     Pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contohnya adalah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekana, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara..
                  Dipengertian bahasa tadi terdapat kata bunyi, dan arti dari bunyi itu sendiri adalah getaran yang merangsang alat pendengar kita.

                  Fungsi Bahasa
                  - Komunikasi
                       Bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
                  - Ekspresi Diri
                       Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri :
                      * Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
                      * Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
                  - Integrasi & Adaptasi Sosial
                       Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar dilingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau pada orang yang kita hormati.
                  - Kontrol Sosial
                       Bahasa sangat efektif. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri atau pada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.

                  Perkembangan Bahasa Indonesia
                  1. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka
                  Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
                  2. Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka
                  Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar :
                     1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
                     2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia.
                     3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

                  Kedudukan Bahasa Indonesia
                  A. Sebagai Bahasa Nasional
                     Bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga memiliki kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional, dimulai sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia mempunyai fungsi yang sangat penting :
                     1. Lambang kebanggaan bangsa
                     2. Lambang identitas nasional
                     3. Alat perhubungan anta warga, daerah dan budaya
                     4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan
                         bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia
                  B. Sebagai Bahasa Negara
                     Ini tercantum dalam UUD 1945. Bahasa Indonesia memilik fungsi sebagai berikut :
                       1. Bahasa resmi kenegaraan
                       2. Bahasa pengantar resmi di lembaga pendidikan
                       3. Bahasa resmi didalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
                           pelaksanaan pembangunan serta pemerintah
                       4. Bahasa resmi didalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
                           modern.

                  SUMBER :

                  http://carapedia.com/pengertian_definisi_bahasa_menurut_para_ahli_info494.html
                  http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=alat%20komunikasi%20bahasa&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Ft_wahyu.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F4761%2FBAB1.htm&ei=Hp9vUO7HA4iHrAftnIHIBA&usg=AFQjCNHIWr1iATMMuzlVqJdTE4fFbgrf0g
                  http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal
                  http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html
                  http://kadek-adi.blogspot.com/2011/11/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html